PENGERTIAN DAN RUANG
LINGKUP
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
( REVISI )
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
"Teknologi Pendidikan "
Yang di bimbing oleh:
Dr. As'aril Muhajir, M. Ag
Oleh:
Maftuchatul Choiriyah
Nim: F05411 122
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2012
A. Pendahuluan
Kemajuan dalam bidang teknologi berlangsung
amat pesat sehingga tidak memungkinkan seseorang untuk mengikuti seluruh proses
perkembangannya. Perkembangan teknologi ini tidak terlepas dari adanya
perkembangan dalam bidang sains yang juga telah berlangsung dengan pesat sekali
terutama sejak abad ke 19 hingga sekarang. Proses perkembangan sains yang telah
dilakukan oleh para ilmuan sains,membawa dampak positif bagi perkembangan
teknologi dengan diciptakannya peralatan yang merupakan produk teknologi.
Kemajuan teknologi informasi banyak membawa
dampak positif bagi kemajuan dunia pendidikan dewasa ini, khususnya teknologi
computer dan internet, baik dalam bidang perangkat keras maupun perangkat lunak
untuk memberikan banyak tawaran bagi dunia pendidikan dan untuk menunjang
proses belajar mengajar. Keunggulan yang ditawarkan bukan saja terletak pada
faktor kecepatan untuk mendapatkan informasi, namun juga fasilitas multi media
yang dapat membuat belajar lebih menarik.
Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi tidak hanya besar pengaruhnya dalam bidang
industry, tetapi banyak juga digunakan dalam bidang pendidikan. Teknologi
berbarengan penggunannya dengan strategi belajar mengajar kendatipun dalam
bentuk yang berbeda. Teknologi merupakan kakuatan luar yang tidak memungkinkan
terjadinya banyak keluesan dalam materi pelajaran dan tidak terdapat kesempatan
yang luas untuk berinteraksi dengan siswa. Misalnya siswa tidak mungkin
mengajukan pertanyannya sekaligus meminta jawaban dari teknologi yang digunakan
dalam kelas.
B.
Pengertian
Teknologi
Secara terminologis Yusuf Hadimiarsa dalam bukunya mengatakan,
bahwa teknologi merupakan keseluruhan sistem untuk mengelola hasil hingga
melahirkan nilai tambah.[1]
Kemudian Nasution juga mengungkapkan bahwa teknologi adalah penerapan ilmu-ilmu
dasar yang memecahkan masalah guna mencapai suatu tujuan tertentu.[2]
Namun di sisi lain dia mengatakan, bahwa teknologi adalah wujud dari upaya
amnesia yang sistematis dalam menerapkan atau memanfaatkan ilmu
pengetahuan/sains sehingga dapat memberikan kemudahan dan kesejahteraan bagi
semua umat manusia di muka bumi ini.
Semua teknologi
pada hakikatnya adalah proses untuk mendapatkan nilai tambah. Proses itu memang
menghasilkan produk yang bermanfaat. Sedangkan pemanfaatan produk itu tidak
terlepas dari unsur budaya lain atau sistem yang telah ada. Jacques Ellul
(1967), seorang sosiologi Prancis, mengartikan teknologi sebagai keseluruhan
metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap
kegiatan manusia.[3]
Gary J. Anglin (1991) mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu
perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan mensistemi untuk
memecahkan berbagai masalah yang dihadapi manusia.
Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa teknologi merupakan
metode teknis yang digunakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu dan hasil
yang maksimal (nilai tambah). Metode ini tidak hanya dipakai dalam satu sektor
kehidupan, melainkan dapat dimanfaatkan pada banyak sektor. Dalam pembahasan
ini, pendidikan mendapatkan perhatian utama untuk menjadi bahan kajian yang
berhubungan dengan teknologi.
Berdasarkan paparan sebelumnya, maka teknologi pendidikan dapat
diartikan sebagai kajian dan
praktik untuk membantu proses belajar dan meningkatkan kinerja dengan membuat, menggunakan,
dan mengelola proses dan sumber teknologi yang memadai.[4]
Istilah teknologi pendidikan sering dihubungkan dengan
teori belajar dan pembelajaran.
Bila teori belajar dan pembelajaran mencakup proses dan sistem dalam belajar
dan pembelajaran, teknologi pendidikan mencakup sistem lain yang digunakan
dalam proses mengembangkan kemampuan manusia.
C.
Sejarah Ringkas Perkembangan Teknologi
Teknologi berkembang sejak awal periode Islam. Apresiasi umat Islam
terhadap ilmu pengetahuan pada saat itu sangat menakjubkan. Pada bidang
astronomi, ilmuwan Islam mendirikan beberapa observatorium Bait
al-Hikmah di Baghdad, observatorium Daar
al-Hikmah di Kairo dan observatorium Taqi
al-Diin di Istambul. Orang-orang barat baru
mendirikan dan memiliki observatorium sendiri pada tahun 1580 di Tycho Brahe
(Denmark).[5]
Pada saat itu pula, telah banyak lahir ilmuwan dan ahli pengembangan teknologi
muslim, diantaranya:[6]
1.
Jaabir Ibnu Hayyaan atau Jaber (721-815 H) adalah orang pertama yang menggunakan
metode empiris dalam kegiatan observasinya, Jaber mendirikan bengkel dan
menggunakan tungku untuk mengelola mineral dan mengekstrasi zat kimia dari
mineral itu dan mengklasifikasikannya.
2.
Muhammad Ibnu Zakariyyah
al-Razii, adalah ilmuwan yang menggunakan
alat khusus proses yang lazim dilakukan ahli kimia, seperti distalasi,
kristalisasi, kalsinasi dan sebagainya. Dalam konsepsi al-Razii golongan logam dibagi menjadi, jiwa tubuh, batu, vitricl, borax
dan garam.
3.
Abu Alii al-Hasan Ibnu Haithaan (965-1039 H) atau al-Hazen, berhasil membuat cermin-cermin
parabola dan sferis (bulat) serta menemukan perbandingan antara sudut datang
dan sudut pergi pada bidang-bidang datar sehingga karyanya merupakan hasil
penelitian yang lebih dahulu dari karya-karya di barat berkaitan dengan
sifat-sifat cermin dan lensa.
Salah satu pengaruh kebangkitan eropa adalah penerjemah ilmu-ilmu
Islam dari bahasa arab ke bahasa latin. Bangsa barat kemudian mulai banyak
mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi. Munculnya paradigma Newtonian yang
bersifat mekanistik deterministik, yaitu apabila kondisi awal dari sesuatu
dapat ditentukan terlebih dahulu secara benar dan akurat, maka kondisi
selanjutnya dapat diprediksi secara lebih benar dan tepat. Paradigma inilah
yang memacu timbulnya revolusi industri di Inggris dan menjalar ke daratan
Eropa, bahkan ke Amerika.[7]
Terjadinya mekanisasi pada abad ke-17 diikuti energisasi pada abad
ke-18, yaitu ditemukannya mesin uap, kapal uap, kereta uap, motor uap, dan
penumbuk gandum. Optimalisasi pada abad ke-18 dan 19 dan otomatisasi pada abad
ke-19 dan 20, dengan mesin-mesin mobil, pesawat terbang dan sebagainya.[8]
Sedangkan menurut Micnio Kaku ada tiga revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi
pada abad ke 20 dan 21, antara lain:[9]
1.
Revolusi
Quantum: Revolusi Quantum dengan segala
aplikasi teknologi dan rekayasa industrinya telah memungkinkan manusia membuat
bahan-bahan atau materi-materi baru non alamiah dengan kekuatan dan sifat-sifat
yang lebih baik dibanding materi alamiah.
2.
Revolusi
Komputer: Revolusi komputer dengan segala
aplikasinya juga telah memungkinkan umat manusia mengerti bagaimana
sesungguhnya otak manusia bekerja. Komputer dengan sistem kerja robotik
yang meniru kerja otak manusia sedang dirancang untuk dibuat.
Revolusi
Biomolekuler: Revolusi ini
memberikan hal-hal baru dalam dunia kedokteran, seperti rekayasa genetika,
trans genetik dan cloning, telah memungkinkan manusia untuk mengerti
lebih dalam dari mekanisme kehidupan.Kelebihan dan kelemahan teknologi pendidikan
D.
Manfaat Teknologi
Penemuan macam-macam
alat dan mesin mempengaruhi dan mengubah cara hidup, norma-norma, cara berfikir
dan cara kerja manusia. Alat-alat teknologi juga mempengaruhi pembelajaran,
antara lain metode penyampian dan cara penilaian. Alat-alat pembelajaran kebanyakan
tidak diciptakan khusus untuk keperluan pembelajaran, kecuali mesin belajar.
Selain itu pembelajaran memanfaatkan hasil teknologi seperti film, radio, TV,
komputer dan sebagainya.[10]
Adanya alat
pembelajaran yang serba lengkap belum tentu menjamin pemanfaatannya dalam
pendidikan, sering terjadi gap antara “hardware” dan “software”. Banyak ragam
alat pendidikan juga menimbulkan kesulitan utuk memiliki alat yang sesuai
dengan bahan ajar atau materi pelajaran tertentu. Untuk memanfaatkan alat
teknologi pendidikan dibutuhkan ketrampilan dari pihak guru, serta sikap
positif terhadap perkembangan alat teknologi pendidikan. Betapapun majunya alat
teknologi pendidikan senantiasa memerlukan peran guru.
Selain itu tujuan pembelajaran, jika lebih
spesifik maka akan lebih bagus. Karena tujuan pembelajaran yang spesifik,
memudahkan pendidik dalam membimbing siswa untuk mencapai target setelah
pembelajaran telah diselesaikan.[11]
Oleh karena itu perlu adanya keahlian dalam pengembangan tujuan pembelajaran
dari tujuan instrusional umum kepada tujuan instrusional khusus. Selain dari
itu sebaiknya tujuan pembelajaran juga disampaikan kepada siswa sebelum proses
pembelajaran dimulai. Hal ini bertujuan agar siswa dapat mengaitkan prilaku
atau prestasi yang diharapkan.[12]
Pada dasarnya segala sesuatu mempunyai
kelebihan dan kekurangan oleh karena itu teknologi pendidikan memiliki sejumlah
kelebihan dan kekurangan,
di antara kelebihan teknologi pendidikan adalah :
1.
Mempercepat proses belajar mengajar
2.
Mempermudah siswa untuk memahami materi pelajaran
3.
Mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran
4.
Memfasilitasi pembelajaran dalam studi praktek
Kekurangan
teknologi pendidikan
1.
Siswa lebih mengandalkan fasilitas teknologi dari pada
mengandalkan kemampuan individu
2.
Tidak semua lapisan masyarakat bisa menggunakan
teknologi pendidikan yang ada
3.
Semakin canggih dan maraknya teknologi rentan pula
terhadap penyalahgunaan teknologi tersebut oleh orang –orang yang tidak
bertanggung jawab.
E. Pengembangan
PAI melalui teknologi pendidikan dalam fungsi proses pembelajaran
Sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, teknologi komunikasi mengalami kemajuan yang sangat
besar untuk selanjutnya berpengaruh terhadap pola komunikasi di masyarakat.
Tuntutan masyarakat yang semakin besar terhadap pendidikan serta kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, membuat pendidikan tidak mungkin lagi di kelola
hanya dengan pola tradisional, karena cara ini tidak sesuai lagi dengan
kebutuhan tuntutan masyarakat.
Pemanfatan teknologi komunikasi untuk
kegiatan pendidikan, teknologi pendidikan serta media pendidikan sangat
diperlukan dalam rangka kegiatan belajar mengajar. Karena dengan pendekatan
ilmiah sistematis dan rasional sebagaimana di tuntut oleh teknologi pendidikan
inipula. Tujuan pendidikan yang efektif dan efisien akan tercapai. Oleh karena
itu, dibutuhkan kajian (analisis) yang sistematis ilmiah dan rasional seperti yang di kehendaki oleh
teknologi dan media pendidikan. [13]
a. Media pendidikan dan proses pembelajaran.
Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi
pada semua orang yang berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga
liang lahat nanti. Salah satu pertanda seseorang telah belajar sesuatu adalah
adanya perubahan tingkah laku pada dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut
menyangkut baik perubahan yang bersikap pengetahuan ( kognitif) keterampilan
(psikomotorik) maupun menyangkut nilai dan sukap ( afektif).
Kegunaan media pendidikan dalam proses belajar
mengajar secara umum adalah sebagai berikut :
Ø Memperjelas penyajian pesan agar tidak
terlalu bersifat ferbalitas.
Ø Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan
daya indra
Ø Penggunaan media secara tepat dan
berfariasi dapat mengatasi sifat pasif anak didik
Ø Dengan sifat yang unik pada setiap anak
didik ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalamna yang berbeda, sedangkan
kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru
akan banyak mengalami kesulitan apabila semuanya diatasi sendiri.
b. Alat – alat dalam teknologi pendidikan.
Dalam rangka kegiatan pendidikan ada beberapa media
yang dipergunakan, mulai yang paling sederhana sampai kepada yang canggih. Alat
teknologi pendidkan yang dimaksud anatar lain : papan tulis, bulletin board dan
display, gambar dan ilustrasi photography, slide dan film stripe, tv, peta dan
globe, overhead prokector (ohp), tape recorder.[14]
KESIMPULAN
Teknologi pendidikan mempunyai arti tertentu dalam
kegiatan belajar mengajar seperti halnya pendidikan lebih produktif,
memungkinkan pengajaran lebih individual, ilmiah dan luas. Pemanfaatan media
pendidikan berimplikasi pada prosesb belajar mengajar sesuai dengan ciri dan
kegunaan masing – masing media, teknologi pendidikan menyangkut pada perangkat
keras dan lunak yang dalam prakteknya saling mengisi. Pemanfatan teknologi
pendidikan dalam kegiatan belajar mengajar perlu karena dengan pendekatan
ilmiah, sistematis dan rasional, tujuan pendidikan yang afektif dan efisien
dapat tercapai.
Teknologi pendidikan sangat bermanfaaat bagi manusia
dalam hal ini masyarakat pendidikan. Dalam teknologi pendidikan akan melibatkan
prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Hadimiarsa Yusuf, Teknologi Komunikasi Pendidikan, (Jakarta:
Rajawali, 1986), 4.
HadimiarsaYusuf
, Menyamai Benih Tekhnologi Pendidikan, (PT. Kencana) , 302.
Janie Umar A., Paradigma dan Regulitas Perkembangan IPTEK;
dalamReliguisitas IPTEK, ed, Abdul Munir Mulkam, et.al (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1998), 4
Mudhoffir, Teknologi Instruksional, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1996), 29
Nasution, Teknolgi Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1994), 113.
Richey, R.C. (2008). Reflections on the
2008 AECT Definitions of the Field. TechTrends. 24-25,52
Syukur Fatah, Teknologi Pendidikan, (Semarang, Media Group,
2008),h 24Wardhana Wisnu Arya, Melacak Teori Einsten dalam Al Quran
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), 13
Soejoeti, Al Islam dan Iptek (Jakarta: Raja Grafindo, 1998),
105-115
[2]
Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 2.
[3]
Yusuf Hadi Miarso, Menyamai Benih Tekhnologi Pendidikan, (PT. Kencana) ,
302.
[4] Richey, R.C. (2008). Reflections on the 2008 AECT Definitions of the
Field. TechTrends. 52 24-25
[5]
Wisnu Arya Wardhana, Melacak Teori Einsten dalam Al Quran (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2005), 13
[6]
Soejoeti, Al Islam dan Iptek (Jakarta: Raja Grafindo, 1998), 105-115
[7]
Umar A. Janie, Paradigma dan Regulitas Perkembangan IPTEK; dalamReliguisitas
IPTEK, ed, Abdul Munir Mulkam, et.al (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), 4
[8]
Ibid,. 5
[9]
Ibid,. 112-113
[10] Nasution, Teknolgi Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1994), 113.
[11] Mudhoffir, Teknologi Instruksional,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), 64