Senin, 09 Juli 2012

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP TEKNOLOGI PENDIDIKAN


PENGERTIAN  DAN  RUANG  LINGKUP
TEKNOLOGI  PENDIDIKAN
( REVISI )


MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
"Teknologi Pendidikan "


Yang di bimbing oleh:
Dr. As'aril Muhajir, M. Ag




Oleh:
Maftuchatul Choiriyah
Nim: F05411 122
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2012

A.    Pendahuluan

Kemajuan dalam bidang teknologi berlangsung amat pesat sehingga tidak memungkinkan seseorang untuk mengikuti seluruh proses perkembangannya. Perkembangan teknologi ini tidak terlepas dari adanya perkembangan dalam bidang sains yang juga telah berlangsung dengan pesat sekali terutama sejak abad ke 19 hingga sekarang. Proses perkembangan sains yang telah dilakukan oleh para ilmuan sains,membawa dampak positif bagi perkembangan teknologi dengan diciptakannya peralatan yang merupakan produk teknologi.
Kemajuan teknologi informasi banyak membawa dampak positif bagi kemajuan dunia pendidikan dewasa ini, khususnya teknologi computer dan internet, baik dalam bidang perangkat keras maupun perangkat lunak untuk memberikan banyak tawaran bagi dunia pendidikan dan untuk menunjang proses belajar mengajar. Keunggulan yang ditawarkan bukan saja terletak pada faktor kecepatan untuk mendapatkan informasi, namun juga fasilitas multi media yang dapat membuat belajar lebih menarik.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak hanya besar pengaruhnya dalam bidang industry, tetapi banyak juga digunakan dalam bidang pendidikan. Teknologi berbarengan penggunannya dengan strategi belajar mengajar kendatipun dalam bentuk yang berbeda. Teknologi merupakan kakuatan luar yang tidak memungkinkan terjadinya banyak keluesan dalam materi pelajaran dan tidak terdapat kesempatan yang luas untuk berinteraksi dengan siswa. Misalnya siswa tidak mungkin mengajukan pertanyannya sekaligus meminta jawaban dari teknologi yang digunakan dalam kelas.


B.     Pengertian Teknologi
Secara terminologis Yusuf Hadimiarsa dalam bukunya mengatakan, bahwa teknologi merupakan keseluruhan sistem untuk mengelola hasil hingga melahirkan nilai tambah.[1] Kemudian Nasution juga mengungkapkan bahwa teknologi adalah penerapan ilmu-ilmu dasar yang memecahkan masalah guna mencapai suatu tujuan tertentu.[2] Namun di sisi lain dia mengatakan, bahwa teknologi adalah wujud dari upaya amnesia yang sistematis dalam menerapkan atau memanfaatkan ilmu pengetahuan/sains sehingga dapat memberikan kemudahan dan kesejahteraan bagi semua umat manusia di muka bumi ini.
Semua teknologi pada hakikatnya adalah proses untuk mendapatkan nilai tambah. Proses itu memang menghasilkan produk yang bermanfaat. Sedangkan pemanfaatan produk itu tidak terlepas dari unsur budaya lain atau sistem yang telah ada. Jacques Ellul (1967), seorang sosiologi Prancis, mengartikan teknologi sebagai keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia.[3] Gary J. Anglin (1991) mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan mensistemi untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi manusia.
Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa teknologi merupakan metode teknis yang digunakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu dan hasil yang maksimal (nilai tambah). Metode ini tidak hanya dipakai dalam satu sektor kehidupan, melainkan dapat dimanfaatkan pada banyak sektor. Dalam pembahasan ini, pendidikan mendapatkan perhatian utama untuk menjadi bahan kajian yang berhubungan dengan teknologi.
Berdasarkan paparan sebelumnya, maka teknologi pendidikan dapat diartikan sebagai kajian dan praktik untuk membantu proses belajar dan meningkatkan kinerja dengan membuat, menggunakan, dan mengelola proses dan sumber teknologi yang memadai.[4] Istilah teknologi pendidikan sering dihubungkan dengan teori belajar dan pembelajaran. Bila teori belajar dan pembelajaran mencakup proses dan sistem dalam belajar dan pembelajaran, teknologi pendidikan mencakup sistem lain yang digunakan dalam proses mengembangkan kemampuan manusia.

C.    Sejarah Ringkas Perkembangan Teknologi
Teknologi berkembang sejak awal periode Islam. Apresiasi umat Islam terhadap ilmu pengetahuan pada saat itu sangat menakjubkan. Pada bidang astronomi, ilmuwan Islam mendirikan beberapa observatorium Bait al-Hikmah di Baghdad, observatorium Daar al-Hikmah di Kairo dan observatorium Taqi al-Diin di Istambul. Orang-orang barat baru mendirikan dan memiliki observatorium sendiri pada tahun 1580 di Tycho Brahe (Denmark).[5] Pada saat itu pula, telah banyak lahir ilmuwan dan ahli pengembangan teknologi muslim, diantaranya:[6]
1.        Jaabir Ibnu Hayyaan atau Jaber (721-815 H) adalah orang pertama yang menggunakan metode empiris dalam kegiatan observasinya, Jaber mendirikan bengkel dan menggunakan tungku untuk mengelola mineral dan mengekstrasi zat kimia dari mineral itu dan mengklasifikasikannya.
2.        Muhammad Ibnu Zakariyyah al-Razii, adalah ilmuwan yang menggunakan alat khusus proses yang lazim dilakukan ahli kimia, seperti distalasi, kristalisasi, kalsinasi dan sebagainya. Dalam konsepsi al-Razii golongan logam dibagi menjadi, jiwa tubuh, batu, vitricl, borax dan garam.
3.        Abu Alii al-Hasan Ibnu Haithaan (965-1039 H) atau al-Hazen, berhasil membuat cermin-cermin parabola dan sferis (bulat) serta menemukan perbandingan antara sudut datang dan sudut pergi pada bidang-bidang datar sehingga karyanya merupakan hasil penelitian yang lebih dahulu dari karya-karya di barat berkaitan dengan sifat-sifat cermin dan lensa.

Salah satu pengaruh kebangkitan eropa adalah penerjemah ilmu-ilmu Islam dari bahasa arab ke bahasa latin. Bangsa barat kemudian mulai banyak mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi. Munculnya paradigma Newtonian yang bersifat mekanistik deterministik, yaitu apabila kondisi awal dari sesuatu dapat ditentukan terlebih dahulu secara benar dan akurat, maka kondisi selanjutnya dapat diprediksi secara lebih benar dan tepat. Paradigma inilah yang memacu timbulnya revolusi industri di Inggris dan menjalar ke daratan Eropa, bahkan ke Amerika.[7]
Terjadinya mekanisasi pada abad ke-17 diikuti energisasi pada abad ke-18, yaitu ditemukannya mesin uap, kapal uap, kereta uap, motor uap, dan penumbuk gandum. Optimalisasi pada abad ke-18 dan 19 dan otomatisasi pada abad ke-19 dan 20, dengan mesin-mesin mobil, pesawat terbang dan sebagainya.[8] Sedangkan menurut Micnio Kaku ada tiga revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi pada abad ke 20 dan 21, antara lain:[9]
1.    Revolusi Quantum: Revolusi Quantum dengan segala aplikasi teknologi dan rekayasa industrinya telah memungkinkan manusia membuat bahan-bahan atau materi-materi baru non alamiah dengan kekuatan dan sifat-sifat yang lebih baik dibanding materi alamiah.
2.    Revolusi Komputer: Revolusi komputer dengan segala aplikasinya juga telah memungkinkan umat manusia mengerti bagaimana sesungguhnya otak manusia bekerja. Komputer dengan sistem kerja robotik yang meniru kerja otak manusia sedang dirancang untuk dibuat.
Revolusi Biomolekuler: Revolusi ini memberikan hal-hal baru dalam dunia kedokteran, seperti rekayasa genetika, trans genetik dan cloning, telah memungkinkan manusia untuk mengerti lebih dalam dari mekanisme kehidupan.Kelebihan dan kelemahan teknologi pendidikan

D.    Manfaat Teknologi
Penemuan macam-macam alat dan mesin mempengaruhi dan mengubah cara hidup, norma-norma, cara berfikir dan cara kerja manusia. Alat-alat teknologi juga mempengaruhi pembelajaran, antara lain metode penyampian dan cara penilaian. Alat-alat pembelajaran kebanyakan tidak diciptakan khusus untuk keperluan pembelajaran, kecuali mesin belajar. Selain itu pembelajaran memanfaatkan hasil teknologi seperti film, radio, TV, komputer dan sebagainya.[10]
Adanya alat pembelajaran yang serba lengkap belum tentu menjamin pemanfaatannya dalam pendidikan, sering terjadi gap antara “hardware” dan “software”. Banyak ragam alat pendidikan juga menimbulkan kesulitan utuk memiliki alat yang sesuai dengan bahan ajar atau materi pelajaran tertentu. Untuk memanfaatkan alat teknologi pendidikan dibutuhkan ketrampilan dari pihak guru, serta sikap positif terhadap perkembangan alat teknologi pendidikan. Betapapun majunya alat teknologi pendidikan senantiasa memerlukan peran guru.
Selain itu tujuan pembelajaran, jika lebih spesifik maka akan lebih bagus. Karena tujuan pembelajaran yang spesifik, memudahkan pendidik dalam membimbing siswa untuk mencapai target setelah pembelajaran telah diselesaikan.[11] Oleh karena itu perlu adanya keahlian dalam pengembangan tujuan pembelajaran dari tujuan instrusional umum kepada tujuan instrusional khusus. Selain dari itu sebaiknya tujuan pembelajaran juga disampaikan kepada siswa sebelum proses pembelajaran dimulai. Hal ini bertujuan agar siswa dapat mengaitkan prilaku atau prestasi yang diharapkan.[12]
Pada dasarnya segala sesuatu mempunyai kelebihan dan kekurangan oleh karena itu  teknologi pendidikan memiliki sejumlah kelebihan  dan  kekurangan,  di antara kelebihan teknologi pendidikan adalah :
1.                   Mempercepat proses belajar mengajar
2.                   Mempermudah siswa untuk memahami materi pelajaran
3.                   Mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran  
4.                   Memfasilitasi pembelajaran  dalam studi praktek
Kekurangan teknologi pendidikan
1.                  Siswa lebih mengandalkan fasilitas teknologi dari pada mengandalkan kemampuan individu
2.                  Tidak semua lapisan masyarakat bisa menggunakan teknologi pendidikan yang ada
3.                  Semakin canggih dan maraknya teknologi rentan pula terhadap penyalahgunaan teknologi tersebut oleh orang –orang yang tidak bertanggung jawab.

E.     Pengembangan PAI melalui teknologi pendidikan dalam fungsi proses pembelajaran
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi komunikasi mengalami kemajuan yang sangat besar untuk selanjutnya berpengaruh terhadap pola komunikasi di masyarakat. Tuntutan masyarakat yang semakin besar terhadap pendidikan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat pendidikan tidak mungkin lagi di kelola hanya dengan pola tradisional, karena cara ini tidak sesuai lagi dengan kebutuhan tuntutan masyarakat.
Pemanfatan teknologi komunikasi untuk kegiatan pendidikan, teknologi pendidikan serta media pendidikan sangat diperlukan dalam rangka kegiatan belajar mengajar. Karena dengan pendekatan ilmiah sistematis dan rasional sebagaimana di tuntut oleh teknologi pendidikan inipula. Tujuan pendidikan yang efektif dan efisien akan tercapai. Oleh karena itu, dibutuhkan kajian (analisis) yang sistematis ilmiah dan  rasional seperti yang di kehendaki oleh teknologi dan media pendidikan. [13]
a.       Media pendidikan dan proses pembelajaran.
Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada semua orang yang berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga liang lahat nanti. Salah satu pertanda seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku pada dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersikap pengetahuan ( kognitif) keterampilan (psikomotorik) maupun menyangkut nilai dan sukap ( afektif).

Kegunaan media pendidikan dalam proses belajar mengajar secara umum adalah sebagai berikut :
Ø  Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat ferbalitas.
Ø  Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra
Ø  Penggunaan media secara tepat dan berfariasi dapat mengatasi sifat pasif anak didik
Ø  Dengan sifat yang unik pada setiap anak didik ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalamna yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan apabila semuanya diatasi sendiri.

b.      Alat – alat dalam teknologi pendidikan.
Dalam rangka kegiatan pendidikan ada beberapa media yang dipergunakan, mulai yang paling sederhana sampai kepada yang canggih. Alat teknologi pendidkan yang dimaksud anatar lain : papan tulis, bulletin board dan display, gambar dan ilustrasi photography, slide dan film stripe, tv, peta dan globe, overhead prokector (ohp), tape recorder.[14]



















KESIMPULAN
Teknologi pendidikan mempunyai arti tertentu dalam kegiatan belajar mengajar seperti halnya pendidikan lebih produktif, memungkinkan pengajaran lebih individual, ilmiah dan luas. Pemanfaatan media pendidikan berimplikasi pada prosesb belajar mengajar sesuai dengan ciri dan kegunaan masing – masing media, teknologi pendidikan menyangkut pada perangkat keras dan lunak yang dalam prakteknya saling mengisi. Pemanfatan teknologi pendidikan dalam kegiatan belajar mengajar perlu karena dengan pendekatan ilmiah, sistematis dan rasional, tujuan pendidikan yang afektif dan efisien dapat tercapai.
Teknologi pendidikan sangat bermanfaaat bagi manusia dalam hal ini masyarakat pendidikan. Dalam teknologi pendidikan akan melibatkan prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah pendidikan.












DAFTAR PUSTAKA



Hadimiarsa Yusuf, Teknologi Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 1986), 4.
HadimiarsaYusuf , Menyamai Benih Tekhnologi Pendidikan, (PT. Kencana) , 302.

Janie Umar A., Paradigma dan Regulitas Perkembangan IPTEK; dalamReliguisitas IPTEK, ed, Abdul Munir Mulkam, et.al (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), 4

Mudhoffir, Teknologi Instruksional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), 29
Nasution, Teknolgi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), 113.

Richey, R.C. (2008). Reflections on the 2008 AECT Definitions of the Field. TechTrends. 24-25,52

Syukur Fatah, Teknologi Pendidikan, (Semarang, Media Group, 2008),h 24Wardhana Wisnu Arya, Melacak Teori Einsten dalam Al Quran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), 13

Soejoeti, Al Islam dan Iptek (Jakarta: Raja Grafindo, 1998), 105-115


























[1] Yusuf Hadimiarsa, Teknologi Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 1986), 4.
[2] Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 2.
[3] Yusuf Hadi Miarso, Menyamai Benih Tekhnologi Pendidikan, (PT. Kencana) , 302.
[4]  Richey, R.C. (2008). Reflections on the 2008 AECT Definitions of the Field. TechTrends. 52 24-25
[5] Wisnu Arya Wardhana, Melacak Teori Einsten dalam Al Quran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), 13
[6] Soejoeti, Al Islam dan Iptek (Jakarta: Raja Grafindo, 1998), 105-115
[7] Umar A. Janie, Paradigma dan Regulitas Perkembangan IPTEK; dalamReliguisitas IPTEK, ed, Abdul Munir Mulkam, et.al (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), 4
[8] Ibid,. 5
[9] Ibid,. 112-113
[10] Nasution, Teknolgi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), 113.
[11] Mudhoffir, Teknologi Instruksional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), 64
[12] Mudhoffir, Teknologi Instruksional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), 29
[13] Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, (Semarang, Media Group, 2008),h 24
[14]  Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, (Semarang, Media Group, 2008),h 29